Sabtu, 23 Februari 2008

NEVER BE ALONE


Never Be Alone. Itulah tema Hari Ulang Tahun Komisi Remaja GKI Blora ke 25 tahun, yang dirayakan pada Sabtu, 23 Pebruari 2008 pk. 16.30. Bp. Kuriake sebagai pembawa Firman dari Semarang, menyampaikan Firman Tuhan dari Lukas 22 tentang pergumulan Yesus di taman Getsemani. Acara ini dimeriahkan dengan 2 drama sekaligus yang dimainkan oleh anak-anak remaja dan pemuda. Gambar di atas adalah sebagian panitia HUT. "Selamat ulang tahun hai remaja Kristen. Teruslah maju dalam Tuhan. Tuhan tidak membiarkanmu berjalan sendiri."

Jumat, 22 Februari 2008

OUTLINE KOTBAH MINGGU 24 PEBRUARI 2008

MEMBERI SESUAI KEBUTUHAN
(Kel 17:1-7; Mzm 95; Roma 5:1-11; Yoh 4:5-26)
Oleh Pdt. Ponco Tri Handoko

• Sebuah pemberian akan berarti sekali ketika pihak penerima sedang membutuhkan.
• Itulah cara kerja Allah! Allah memberi apa yang kita butuhkan.
• Perempuan Samaria di sumur Yakub adalah insan yang merasa terbuang.
• Ia dihindari oleh kaum Yahudi dan oleh kaumnya sendiri karena kehidupan “perkawinannya” yang diliputi kegagalan.
• Akibatnya ia suka menyendiri dan hidup terasing.
• Sesunguhnya ia membutuhkan kasih. Ia “haus” akan kasih.
• Yesus menjumpainya. Ia menyapanya dengan kasih, berbicara kepadanya dengan kasih dan bahkan menegurnya dengan kasih.
• Yesus memberikan apa yang ia butuhkan.
• Umat Israel di Masa dan Meriba sedang kehausan.
• Tuhan juga memberi apa yang mereka butuhkan.
• Menurut Paulus, yang paling kita butuhkan adalah didamaikan dengan Allah.
• Dan untuk itu Kristus telah mati bagi kita yang berdosa.
• Kristus memberikan apa yang paling kita butuhkan.
• Dalam minggu-minggu pra-paskah hendaknya kita makin menghayati kasih Tuhan ini:
• Bahwa Ia memberi apa yang paling kita butuhkan.
• Allah tahu apa yang menjadi kebutuhan kita saat ini dan akan memenuhkannya.
• Hendaknya kita juga mulai belajar memberi sesuai dengan kebutuhan.
• Amin.

Selasa, 19 Februari 2008

KEBAKTIAN PENAHBISAN PENDETA DAN HUT GKI BLORA KE 71



Atas pimpinan dan pertolongan Tuhan Yesus Kristus, maka pada hari Senin, 18 Pebruari 2008 pk. 17.00, GKI Blora dapat menyelenggarakan Kebaktian Penahbisan Pendeta dalam diri Pnt. Ponco Tri Handoko, S.Th dan sekaligus Kebaktian Syukur HUT GKI Blora yang ke 71 tahun. Dengan demikian, GKI Blora kini telah memiliki 2 pendeta. Terpujilah Tuhan! Gambar di samping adalah Pdt. Ponco dan istri. Gambar bawah : Pdt. Ponco di antara para pendeta GKI dan gereja-gereja tetangga.

Minggu, 17 Februari 2008

OUTLINE KOTBAH MINGGU 17 PEBRUARI 2008

BERKORBAN SETURUT RENCANA ALLAH
(Kej 12:1-4; Mzm 121; Roma 4:1-5, 13-17; Yoh 3:1-17)
Oleh Pdt. Rahmat Paska Rajagukguk (Gereformeerd Semarang)

Ada banyak alasan untuk seseorang rela berkorban. Misalnya karena cinta. Seorang yang berkorban memberikan hatinya untuk orang lain, yang dicintai oleh orang yang dia cintai, seperti yang dikisahkan dalam film Heart. Dia mengorbankan dirinya dan cintanya untuk kebahagiaan orang lain. Kisah-kisah pengorbanan romantisme seperti ini sangat menyentuh hati, walaupun pengorbanan itu hanya didasari oleh perasaan saja, tanpa suatu kesadaran akan nilai-nilai kebenaran. Namun hal itu masih lebih baik daripada pengorbanan seperti ini.. Demi uang atau keuntungan, orang siap berkorban harga diri, orang lain bahkan Tuhan pun akan siap untuk dikorbankan demi keuntungan atau kepuasan tersebut.
Tema kebaktian ini tentang berkorban. Berkorban karena apa? Perasaan? Uang? Kekuasaan?Teman Hidup? Pekerjaa? Bukan! Berkorban seturut rencana Allah. Berkorban karena panggilan Tuhan. Bagaimana kita dapat berkorban seturut rencana Allah?
1. Berkorban karena kita mengenal dan dikenal Tuhan. (Kej. 12 : 1 – 4) -. Abram berkorban meninggalkan kemapanannya diusia yang sudah tua, 75 tahun, menghadapi perubahan dalam bidang ekonomi, keluarga, sosial dan sistem hidup dalam hidupnya. Dia dan keluarga serta budak-budaknya melakukan perjalanan yang mereka sendiri tidak tahu kemana tempat tujuan yang pasti, berapa lama dan bahaya yang harus dihadapi. Abram hanya tahu bahwa dia sedang berjalan menuhu suatu negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Dia mau karena disuruh oleh Tuhan yang mengenal dan dikenalnya dengan baik.
-. Abram tidak memiliki fanatisme pada Tuhan yang sempit, mengatasnamakan tindakannya atas panggilan Tuhan, tetapi pada kesadarannya akan ketaatannya kepada Tuhan.
-. Peristiwa yang dialami sebagai mozaik-mozaik/keping-keping pengalamannya berinteraksi dengan Tuhan. Dimana melalui peristiwa itu dia semakin dekat dengan Tuhan -. Berkorban sebagai pengalaman iman yang membuat kita semakin dikenal dan mengenal Tuhan.
2. Berkorban karena kita mengetahui kebenaran (Roma 4 : 1 – 5 dan 13 – 17) -. Berkorban bukan untuk mendapat upah atau balasan. Kita akan mudah berkorban dan bertahan lebih lama karena ingin mendapatkan apa yang kita inginkan sebagai upah dari tindakan itu. Seringkali besar kecil pengorbanan itu diukur dari besar kecilnya upah/balasan yang akan kita terima.
-. Paulus berpendapat bahwa pengorbanan Abraham benar, bukan pada tindakan/perbuatannya, tetapi pada imannya yang diperhitungkan sebagai kebenaran. Karena Abraham beriman kepada Tuhan sehingga dia berkorban inilah kebenaran yang dilakukan oleh Abraham. Dia tidak melakukan itu karena rasa takut kepada peraturan atau hukum.
-. Berkorban supaya dinilai orang lain taat pada hukum, dipuji/dihormati sebagai orang yang saleh dan karena takut kena hukuman adalah kesalahan. Berkorban karena iman dan kesadaran sebagai anak-anak Tuhan, yang mengutamakan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan Tuhan adalah kebenaran.
-. Berkorban sebagai kesadaran akan kebenaran yang Tuhan nyatakan dalam hidup.
3. Berkorban karena kita mengasihi dan dikasihi Tuhan (Yohanes 3 : 1 – 17) -. Yesus Kristus berkorban menjadi manusia dan sampai mati dikayu salib membuktikan betapa besar kasih Allah kepada manusia, yang walaupun demikian banyak orang tidak dapat memahami kasih Allah yang besar itu. Namun itulah Allah, yang tetap berbuat sesuatu yang baik, walaupun manusia sering salah mengerti, itu semua karena kekuatan kasih Allah kepada manusia.
-. Pengorbanan yang didasari oleh kasih tidak dipengaruhi oleh situasi, tetapi oleh kekuatan kasih itu sendiri. Kasih yang diungkapkan dengan perasaan dan komitmen yang kuat.
-. Berkorban kepada Tuhan dengan meresponi kasih-Nya dengan kesungguhan kasih kita.

Selasa, 12 Februari 2008

OUTLINE KOTBAH MINGGU, 10 PEBRUARI 2008

MELAWAN PENCOBAAN DENGAN KETAATAN
(Kej 2:15-17; 3:1-7; Mzm 32; Roma 5:12-17; Mat 4:1-11)
Oleh Pdt. Chiko Kwit Lim


1. Seandainya semua orang Kristen ditanya : taat kepada Firman Tuhan itu gampang atau susah, mudah atau sulit? Maka jawabnya pasti susah, sulit.
2. Misalnya sekedar taat untuk rajin kebaktian minggu, membaca Alkitab dan berdoa saja tidak mudah untuk dilakukan
3. Mengapa kita sulit untuk taat kepada Firman Tuhan? Karena kita punya keinginan. Memiliki keinginan sebenarnya wajar saja, namun keinginan yang tidak terkendali akan membuat kita tidak taat kepada Firman Tuhan, misalnya keinginan untuk bebas dan tidak terikat, hidup senang, mendapatkan ini dan itu, menikmati hal-hal duniawi, aman dan lain-lain
4. Tuhan Yesus mengalami pencobaan, Dia memang Allah, tetapi Ia menjadi manusia dan sebagai manusia Ia punya kelemahan. Sisi lemah-Nya inilah yang dicobai Iblis
5. Tuhan Yesus mengalami tiga kali pencobaan, yaitu :
· Karena Lapar dicobai untuk mengubah batu menjadi roti. Ini adalah pencobaan yang berkaitan dengan keinginan pokok manusia yaitu makan
· Melompat dari Bubungan Bait Allah. Ini adalah pencobaan yang berkaitan dengan keinginan pada keamanan dan popularitas
· Menyembah kepada Iblis dan memperoleh semua kemegahan duniawi. Ini adalah pencobaan yang berkaitan dengan keinginan untuk hidup senang, mendapat kenikmatan duniawi
6. Ketiga macam keinginan inilah yang selalu menjadi titik lemah manusia sehingga dengan mudah jatuh dalam pencobaan dan tidak taat kepada Firman Tuhan
7. Bagaimana Tuhan Yesus mengatasi pencobaan ini? Setiap kali Ia menghadapi pencobaan, maka Ia berkata,”Ada tertulis…”. Perkataan ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus memilih untuk lebih taat kepada Firman Tuhan daripada menuruti keinginan-Nya atau keinginan Iblis
8. Ini berbeda sekali dengan kita. Ketika keinginan kita dicobai, kita lupa atau dengan sengaja lupa dan tidak taat kepada Firman Tuhan
9. Melalui Firman Tuhan ini kita diingatkan untuk memilih menjadi orang yang taat kepada Firman Tuhan sekalipun tidak mudah dan keinginan kita tidak terpenuhi
10. Amin

Rabu, 06 Februari 2008

STUDIO RADIO SION FM


Sejak tgl. 1 Nopember 2006, Radio Komunitas Sion Fm -milik GKI Blora- telah mengudara di gelombang 107.7 M.Hz. Radio ini mengudara selama 24 jam dalam 1 hari, non-stop. Gambar di atas adalah ruang studio yang berada di lantai 2 aula GKI Blora. Bp. Suwandi dan putrinya, Yosi, sedang asyik menyusun lagu-lagu yang akan diputar. "Pastikan, Anda tetap bersama kami di Sion FM!" katanya.

Selasa, 05 Februari 2008

BANTUAN BAGI KORBAN BANJIR CEPU


Senin, 31 Desember 2008, Komisi Pemuda dan Remaja GKI Blora mengadakan aksi sosial bagi para korban banjir di Cepu.

MAJELIS JEMAAT GKI BLORA 2008

Dari kiri ke kanan (atas): Pnt. Sudarso, Pnt. Yeremia Budi Santoso, Pdt. Chiko Kwit Liem, Pnt. Hamdjojo Soegiarto, Pnt. Gunawan, Pnt. Daniel Dumadi, Pnt. Ponco Tri Handoko.
Dari kiri ke kanan (bawah): Pnt. Liana Indrawati, Pnt. Elizabeth Dewi Anggraeni, Pnt. Mulyono, Pnt. Lidya Wijaya, Pnt. Sri Wahyuni

Minggu, 03 Februari 2008

OUTLINE KOTBAH MINGGU 3 PEBRUARI 2008

TRANSFIGURASI YESUS

(Kel. 24:12-18; Mzm 99; 2 Pet 1:16-21; Mat 17:1-9)

Oleh Pnt. Ponco Tri Handoko

  • Daya ingat manusia terbatas. Manusia cenderung lupa.
  • Tetapi terhadap peristiwa yang mengesankan, kita mudah mengingatnya dan bahkan cenderung menceritakannya kepada orang lain.
  • Petrus mempunyai pengalaman yang mengesankan sehingga terdorong untuk menyaksikannya.
  • Pengalaman mengesankan itu adalah melihat Yesus berubah rupa (Transfigurasi)
  • Peristiwa itu tidak hanya ajaib, tetapi telah menguatkan iman Petrus.
  • Konteks Matius 17 adalah Matius 16.
  • Petrus dan kawan-kawan telah mengerti bahwa Yesus adalah Mesias.
  • Tetapi kepercayaan itu sempat menjadi ragu dan bimbang, karena Yesus akan menderita dan bahkan mereka juga akan menderita
  • Yesus tidak membiarkan keraguan itu menguasai murid-murid.
  • Yesus membawa mereka ke atas gunung. Di sana Ia berubah rupa (mulia)
  • 2 peritiwa yang mengikuti transfigurasi:
  • Penampakan Musa dan Elia
  • Suara dari sorga : Yesus, Anak Allah
  • Peristiwa ini merupakan penegasan dan jawaban atas kebimbangan murid-murid bahwa Yesus benar-benar Mesias.
  • Relevansinya bagi kita saat ini:
  • Sebuah penghiburan bahwa Dia mengerti kebimbangan kita. Dia akan bekerja untuk meyakinkan iman kita
  • Sebuah perintah agar kita makin mempercayai-Nya dan bersedia mendengar serta menaati-Nya.
  • Sebuah dorongan juga untuk bersaksi mulai dari pengalaman iman kita, seperti Petrus.
  • Amin.

OUTLINE KOTBAH MINGGU 20 JANUARI 2008

BERPERAN MESKI TAK DIKENAL

(Yes 49:1-7; Mzm 40:1-12; 1 Kor 1:1-9; Yoh 1:29-42)

Oleh Pnt. Ponco Tri Handoko

  • ADA ORANG-ORANG YANG BERPERAN NAMUN ORANG LAIN TIDAK MENGENALNYA. NO NAME.
  • ANDREAS ADALAH CONTOH DARI ORANG YANG TAK DIKENAL TETAPI BERPERAN. NAMANYA SELALU MENDAPATKAN TAMBAHAN "SAUDARA SIMON PETRUS." IA BERADA DI BAWAH BAYANG2 SAUDARANYA SENDIRI.
  • ADA 3 CATATAN ALKITAB YANG MENCERITAKAN PERAN UTAMA ANDREAS.
  • KETIGANYA BERKISAH TENTANG PERANNYA DALAM MEMBAWA ORANG LAIN KEPADA KRISTUS.
  • YOHANES 1 : 37, 40
  • YOHANES 6 : 8 – 9
  • YOHANES 12 : 22
  • ANDREAS TIDAK PERNAH MENYESAL TIDAK MENJADI ORANG TERKENAL SEPERTI SIMON PETRUS, SAUDARANYA.
  • BAGINYA YANG TERPENTING ADALAH IKUT BERPERAN DALAM PEKERJAAN TUHAN. IA MEMBAWA ORANG LAIN KEPADA KRISTUS.
  • SAUDARA MUNGKIN BUKAN ORANG TERKENAL JUGA. TIDAK MASALAH.
  • YANG PENTING IKUT BERPERAN DALAM PEKERJAAN TUHAN.
  • ADAKAH BEBAN UNTUK MEMPERKENALKAN KRISTUS KEPADA ORANG LAIN?
  • MARI KITA BERPERAN SEPERTI ANDREAS.
  • AMIN.

SEJARAH SINGKAT GKI BLORA

Sejarah perjalanan panjang GKI Blora dimulai pada sekitar tahun 1890 an, dimana sebuah badan Pekabaran Injil Jerman yang bernama “Neukirchener Missionshaus” mengutus utusannya untuk datang ke Indonesia. Kedatangan ini guna melakukan pekabaran Injil di wilayah Jawa Tengah bagian utara, mulai dari Tegal sampai Bojonegoro. Karena kantor pusat badan Pekabaran Injil ini terletak di Salatiga, maka badan ini lebih dikenal dengan nama “Salatiga Zending”.

Pada tahun 1891, datang utusan Saltiga Zending ke Blora dan melakukan Pekabaran Injil dengan mendirikan balai pengobatan dan sekolah. Pekabaran Injil dilakukan di kalangan orang-orang Jawa maupun orang-orang Tionghoa. Pekabaran Injil menyebabkan ada beberapa orang yang dibaptis dan kemudian bersama-sama beribadah di gedung Gereja Jl. Dr. Sutomo (sekarang GKJTU Blora). Pada tahun 1937, orang Kristen Tionghoa mendirikan persekutuan sendiri yang dilayani Guru Injil Tjioe Wie Poa. Pada tanggal 23 Februari 1937 itulah berdiri gereja “Pasamoean Kristen Tionghoa Ressort Blora”, yang menjadi cikal bakal GKI Blora.

Pada tahun 1940, nama “Pasamoean Kristen Tionghoa Ressort Blora”, berubah menjadi “Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee”. Pergantian nama ini terjadi karena penggabungan beberapa gereja di Jawa Tengah menjadi dua Klasis dan satu Sinode. Masa antara tahun 1940 – 1950 adalah masa-masa sulit pertumbuhan Jemaat, karena terjadi peperangan sehingga mengganggu aktifitas ibadah. Namun Jemaat Tuhan ini tetap ada dan dipimpin Tuhan.

Dalam rangka melakukan tugas Pekabaran Injil pula, maka pada tahun 1954 didirikan Yayasan Sion yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan. Pembagunan fisik gedung sekolah dimulai tahun 1966 dan selesai tahun 1975

Pada tahun 1956 nama ‘Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee” berubah lagi menjadi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Blora. Dan mulai tanggal 10 Juni 1957 GKI Blora mulai melakukan kegiatan gerejawi di gedung Gereja, Jl, Dr. Sutomo 18 A, Blora. Gedung gereja ini mengalami pemugaran pada tahun 1989 sampai 1991, yang kemudian menjadi pusat seluruh aktifitas gerejawi sampai sekarang.

Beberapa orang Pendeta atau hamba Tuhan yang pernah dan sedang melayani di GKI Blora, antara lain :

  1. Guru Injil Tjioe Wie Poa, Januari – Maret 1937
  2. Pdt. J. Bretyler dan Guru Injil Nona Rade, Maret 1937 – Desember 1937
  3. Guru Injil Nona Bonnet dan Pdt. A. Schwars, Januari 1938 – Februari 1940
  4. Guru Injil Liem Dhiam Ik dan Pendeta Konsulen dari Karangsaru, Pdt. S.H. Liem, 1940 – 1950
  5. Pdt. Liem Thiam Ik, ditahbiskan di GKI Blora tgl 9 Maret 1950
  6. Pdt. Liem Ik Tjiang, ditahbiskan di GKI Blora tgl 9 Maret 1952
  7. Guru Injil Thung Tjoe Kwan, 1959
  8. Pdt. Tan Kiem Liong, Pendeta Konsulen dari Karangsaru, Juni – Agustus 1959
  9. Pdt. Tan Tjioe Gwan, Agustus 1959 – Juni 1966
  10. Pdt. Djie Poen Hian, September 1966 – Maret 1982
  11. Pdt. Hengky Christian, Februari 1982 – Maret 2000
  12. Pdt. Chiko Kwit Lim, 1 Maret 1994 – sekarang
  13. Pnt. Ponco Tri Handoko, 1 Februari 2004 - sekarang